Sehari Lebih Dekat Dengan Bahasa Indonesia (Serikat Banesa),
Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2020 ala SMP Islam Tugasku
Pada Selasa, 27 Oktober 2020, telah dilaksanakan Peringatan Hari Sumpah Pemuda oleh SMP Islam Tugasku. Dibuka pada pukul 08.45 oleh pemandu acara, Bu Mizwiria dan Bu Dian Andriani, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Pendidikan Sekolah Islam Tugasku, Bapak Agus Sulistiyono.
Hadir dari Museum Sumpah Pemuda, Pak M. Ikhwan Arrisalah mengajak siswa-siswi dan bapak ibu guru SMP Islam Tugasku menengok tempat yang jadi saksi bisu dibacakannya Sumpah Pemuda 92 tahun lalu itu. Tak hanya itu, Pak Ikhwan juga bertanya ke warga sekitar museum tentang Hari Sumpah Pemuda. Setelah menyaksikan laporan langsung dari Pak Ikhwan, kegiatan dilanjut dengan sesi yang banyak mendulang tawa, yaitu ice-breaking, yang mengajak siswa-siswi menebak kata dari gerakan yang diperagakan oleh pemandu acara.
Stand up comedy sebagai sebuah seni berbahasa dipilih menjadi tema untuk sesi bincang-bincang pertama. Menampilkan Falah Akbar, seorang komika yang pernah ikut dalam kompetisi Stand Up Comedy Academy Indosiar, dan dipandu Pak Hermawan, perbincangan berisi perkenalan tentang jenis komedi ini dan proses menyusun naskah hingga bisa ditampilkan. Narasumber juga mengajak siswa-siswi untuk menampikan kebolehannya dalam stand up comedy, walhasil ada Revan (7B), Taqy (7B) yang menampilkan lewat rekaman video, dan Razin Akmal (9B) yang menampilkan langsung naskahnya yang mempertanyakan mengapa Bahasa Latin yang digunakan dalam istilah-istilah Biologi.
Sesi bincang-bincang yang kedua bertema Bincang Asyik tentang Bahasa Populer di Gim dan Media Sosial dipandu oleh Bu Windy dan narasumber Danu Kurnia, alumni SMP Islam Tugasku yang sedang dalam dunia gim dan vlog Youtube, serta Imam Mahfuz, seorang guru Bahasa Indonesia sekaligus pemerhati bahasa. Sesi ini diawali dengan ditampilkannya hasil survei terhadap siswa-siswi tentang kata-kata dan istilah-istilah yang populer di gim dan media sosial. Terjadi pencarian makna dan padanannya dalam Bahasa Indonesia dari kata dan istilah di hasil survei oleh siswa-siswi dan narasumber. Dalam perbincangan ini juga dicari jawaban mengapa siswa-siswi merasa lebih sulit mengerjakan soal pada tes Bahasa Indonesia.
Sesi ketiga adalah bincang-bincang dengan tiga diaspora Indonesia. Dipandu oleh Bu Putri Widyastuti dan bertema Gapilin Pemuda Indonesia di Luar Negeri, sesi ini dihadiri oleh Shannaz Zein (alumni SMP Islam Tugasku) dari Selandia Baru, Asmita Puspasari (mahasiswa S2) dari Belanda, dan Elga Ahmad Prayoga (pengajar Bahasa Indonesia dan mahasiswa S3) di Swiss. Para narasumber bercerita tentang bagaimana mereka bisa menempuh pendidikan di luar negeri dan juga bagaimana kehidupan para narasumber dan orang Indonesia lainnya di negeri yang mereka tempati. Beberapa siswa-siswi pun melemparkan pertanyaan pada narasumber. Selesai sesi ketiga ini, maka berakhir pula kegiatan Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2020.