Hari kedua kegiatan Live In SMP Islam Tugasku di Desa Wisata Lebak Muncang, Rabu, 5 November 2025, dimulai lebih awal dengan semangat yang luar biasa.
Tepat pukul 04.15, para siswa melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Kampung Pameuntasan, dipandu oleh guru dan pendamping. Udara pagi yang sejuk menjadi pengantar aktivitas seru berikutnya: hiking menuju Puncak Tugu.
Perjalanan menuju puncak berlangsung penuh semangat. Siswa-siswi belajar kebersamaan, saling membantu menaklukkan tanjakan, dan menikmati keindahan alam sekitar. Setibanya di puncak, mereka mengabadikan momen dengan foto-foto bersama, menikmati panorama alam yang menakjubkan sebelum akhirnya turun kembali ke rumah induk semang sekitar pukul 07.30.
Setelah sarapan dan istirahat sejenak, para siswa mengikuti kegiatan bersama keluarga induk semang. Ada yang membantu di kebun, peternakan, atau sawah. Ini adalah sebuah pengalaman nyata belajar kehidupan pedesaan yang sederhana namun penuh makna.
Menjelang siang, seluruh peserta berkumpul di aula untuk membuat makanan khas daerah, Ondol-ondol, dilanjutkan dengan kegiatan kreatif membuat wayang dari daun singkong. Kedua aktivitas ini melatih kreativitas, kerja sama, dan kecintaan terhadap budaya lokal.
Siang harinya, setelah sholat Dhuhur dan Ashar secara jamak qashar dan makan siang, suasana desa kembali ramai dengan kegiatan olahraga. Para siswa laki-laki bermain sepak bola bersama remaja warga sekitar, sementara para siswi menikmati keseruan bermain permainan tradisional. Tawa dan sorak gembira terdengar di sekitar desa.
Menjelang sore hingga malam, peserta bersiap untuk mandi, makan malam, dan sholat Maghrib serta Isya di rumah induk semang masing-masing. Waktu malam ditutup dengan acara yang paling ditunggu-tunggu: Penampilan Seni Warga dan Siswa di Aula Pertemuan.
Beragam bakat ditampilkan dengan antusias. mulai dari tari dance, nyanyian dari Wafi, Ibas, Kian, Akmal, Syabil, Zhafran, Zahra Maritza, Aara, dan Syahqira, hingga penampilan dance Farah. Seluruh penampilan dikemas apik dengan dukungan operator panggung, Mas Ari, yang mengatur jalannya acara hingga selesai dengan meriah.
Menjelang pukul 21.00, para siswa kembali ke rumah induk semang untuk beristirahat malam, menyiapkan diri menghadapi hari ketiga yang tak kalah menarik.
Hari kedua Live In menjadi hari penuh pengalaman berharga. Dari fajar hingga malam, siswa belajar arti kerja keras, kebersamaan, kreativitas, dan cinta budaya. Alam dan masyarakat desa menjadi guru terbaik yang mengajarkan nilai kehidupan secara nyata dan menyenangkan.

















